Perkembangan internet dalam satu dasawarsa terakhir ikut memengaruhi metode pembelajaran. Salah satu metode baru yang menyebar luas di dunia pendidikan barat, seperti Amerika, Inggris, dan Australia adalah metode pembelajaran yang dikenal sebagai “Blended Learning”.
Blended Learning secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perpaduan metode belajar tatap muka (di dalam kelas) dengan materi yang diberikan secara online. Metode ini sangat efisien karena selain mahasiswa bisa mendapatkan perkuliahan tatap muka dengan dosen di dalam kelas, mereka juga bisa mengakses materi yang diberikan secara online di manapun mereka berada.
Secara umum ada dua alasan mengapa metode ini perlu dikembangkan di perguruan tinggi, terkait dengan pendidikan dan bisnis. Dari segi pendidikan, Blended Learning akan memberikan dua keuntungan, baik untuk pengajar maupun mahasiswa melalui istilah yang disebut dengan “differentiated instruction” (perbedaan instruksi) dan “pacing and attendance” (kenyamanan dan kehadiran).
Differentiated instruction melibatkan pembelajaran yang didesain untuk mahasiswa. Dalam hal ini, pengajar akan menentukan muatan kurikulum, lingkungan dan aktivitas pembelajaran yang bisa diberikan secara online dan tatap muka berdasarkan tingkat kesukaran, minat dan gaya belajar mahasiswa.
Pengajar juga menentukan kapan saatnya mahasiswa bekerja secara kelompok di dalam komunitas belajar dan bisa juga menambahkan materi yang tidak tersedia di dalam modul online dan sulit dipahami untuk diajarkan secara tatap muka.
Berikutnya, pada “pacing and attendance” mahasiswa secara mandiri bisa menentukan kapan saatnya belajar. Jika mereka tidak bisa hadir di dalam kelas, dikarenakan sakit misalnya, mereka masih bisa melihat beberapa materi yang tertinggal yang diberikan secara tatap muka dengan mengaksesnya secara online, sehingga mereka masih bisa tetap aktif terlibat dan tidak ketinggalan materi dari temannya.
Dilihat dari segi bisnis, Blended Learning bisa menjadi prospek masa depan mengingat metode ini dapat menghemat biaya. Baik institusi ataupun mahasiswa, keduanya diuntungan dengan metode ini.
Sebagai contohnya, berapa budget yang harus dikeluarkan oleh sebuah institusi dalam sekali perkuliahan yang diadakan secara tatap muka? Nah, Blended Learning ini dapat menjadi alternatif untuk menghemat pengeluaran yang dibutuhkan dalam setiap kali pembelajaran tatap muka seperti biaya untuk akomodasi dosen (makan, transport, hotel, honorarium) dan kebutuhan lain yang diperlukan dalam perkuliahan tatap muka (listrik dan jumlah gedung/ruangan yang dibutuhkan).
Sementara mahasiswa juga mendapat keuntungan yang sama. Mereka bisa mengerjakan aktivitas yang lain seperti browsing dan hunting buku, atau bahkan mereka bisa tetap aktif bekerja. Lebih lanjut, mahasiswa juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk bisa hadir di dalam perkuliahan tatap muka.
Riset yang dilakukan Universitas Central Florida menunjukkan keberhasilan mahasiswa yang belajar dengan metode Blended Learning menduduki peringkat pertama (51%) dibandingkan dengan online penuh (48,3%) ataupun tatap muka di dalam kelas (48,2%).
Metode ini sudah jelas akan dirasakan manfaatnya oleh semua komponen perguruan tinggi, seperti Universitas, fakultas, dan mahasiswa. Pihak Universitas bisa menjadikan Blended Learning ini sebagai strategi kompensasi akan terbatasnya ruang kelas yang dimiliki untuk pembelajaran secara tatap muka.
Disamping itu, metode ini dapat digunakan sebagai cara untuk mendorong agar tercipta kolaborasi antar fakultas didalam mewujudkan visi dan misi universitas.
Metode ini juga sangat cocok bagi fakultas untuk mengembangkan dan menanamkan keterlibatan mahasiswa akan perkuliahan yang diadakan karena mahasiswa harus aktif mengikuti perkembangan yang terjadi di dalam kampusnya.
Selanjutnya, Blended Learning ini dapat dijadikan sebagai jembatan dalam masa transisi antara pembelajaran secara tatap muka di kelas dan pembelajaran yang diberikan secara online sepenuhnya.
Dan yang terakhir, Blended Learning ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa karena metode ini menawarkan kenyamanan belajar yang diberikan secara online dan tatap muka. Ketika mahasiswa kurang mengerti akan suatu pokok permasalahan, mereka bisa mendiskusikannya secara langsung di dalam kelas ataupun secara online.
Tentu saja untuk mencapai kesuksesan penerapan metode tersebut diperlukan akses dan koneksi internet yang cepat. Maka dari itu, perlu ada kerja sama antara provider jasa internet dan pihak universitas.
No comments:
Post a Comment