Pages

Wednesday, 30 November 2011

Kesenian Janger Sebagai Salah Satu Media Kritik Sosial

Kesenian Janger Banyuwangi merupakan sebuah drama atau teater sejenis ketoprak yang dilengkapi dengan pentas atau panggung, peralatan musik, lagu-lagu, lawakan dan tarian-tarian yang memiliki keunikan perpaduan antara kebudayaan bali dan jawa yang mengandung kritikan-kritikan sosial yang dijadikan sebagai salah satu media penyampaian yang kreatif dan inovatif dalam membangkitkan minat masyarakat dalam memahami isi pesan-pesan moral dan kritik sosial yang disampaikan dalam setiap cerita atau lakon yang dipertunjukkan dengan adanya pembagian cerita dalam babak-babak yang dimulai dari setelah isya hingga menjelang subuh. Sebuah kesenian yang menampilkan lakon atau cerita yang diambil dari kisah legenda maupun cerita rakyat lainnya. Kesenian Janger bisa dijadikan sebagai "pintu masuk" informasi serta pengetahuan tentang kondisi bangsa dan negara Indonesia terutama dalam bidang sosial, hukum, politik dan budaya serta hankam. 

Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis sejarah lahirnya Kesenian Janger, (2) menganalisis kronologis pelaksanaan Kesenian Janger, (3) menganalisis Kesenian Janger sebagai salah satu media kritik sosial di Desa Bomo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, (4) tanggapan masyarakat terhadap kesenian Janger sebagai salah satu media kritik sosial

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni: observasi, wawancara, dokumentasi. Jadi data yang digunakan berasal dari para informan, hasil observasi proses pelaksaan Kesenian Janger tertulis berupa dokumentasi desa.

Hasil penelitian membawa perolehan kesimpulan bahwa Kesenian Janger lahir pada abad ke 19 oleh Mbah Darji asal Dusun Klembon, Singonegaran Kecamatan Banyuwangi. Pelaksanaan Kesenian Janger terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap pra acara atau persiapan, acara inti, dan tahap akhir atau penutup.

Cerita atau  lakon dan lawakan dalam kesenian Janger dijadikan sebagai salah satu media kritik sosial di Desa Bomo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Kritik sosial yang disampaikan banyak menggambarkan tentang kondisi atau  keadaan pemerintahan sekarang ini. Kritik sosial yang disampaikan banyak mengandung kritikan yang bersifat membangun dan ada kalanya kritik sosial yang  ditujukan bersifat sindiran untuk pemerintah sehingga menimbulkan tanggapan beberapa kalangan masyarakat baik dari pejabat hingga masyarakat biasa menyatakan bahwa sesuai dengan perkembangannya, kesenian Janger akan terus mengikuti dan menampilkan ide-ide kreatif dan inovatif bagi pengembangan lakon atau cerita dan lawakan agar sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan bahwa Kesenian Janger sebagai salah satu media kritik sosial perlu dikembangkan, misalnya dengan mengembangkan cerita atau lakon dalam kesenian Janger dengan permasalah atau konflik yang sedang terjadi di daerah tersebut khususnya bagi pemerintah daerah. 

Bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi harus lebih memaksimalkan kinerja yang dilakukan demi kelangsungan kesenian Janger. Bagi masyarakat lebih  peduli dan mencintai kesenian daerahnya sendiri. Bagi guru PKn hendaknya dapat memberikan pemahaman yang lebik baik terhadap materi kebudayaan Indonesia kepada muridnya, agar mereka memiliki kesadaran yang tinggi dan kecintaan terhadap kebudayaan Indonesia.

Bagi mahasiswa yang ingin mengkaji atau menindaklanjuti gagasan atau ide lain yang berkaitan dengan karya tulis ini sebaiknya menggunakan objek yang lebih luas dan materi yang lebih mendalam tentang kebudayaan Indonesia. Akan lebih bermanfaat pula jika penelitian dilakukan pada kesenian-kesenian yang lain yang ada di daerah masing-masing.

No comments:

Post a Comment